Lamongan – Aksesnusantara. id//Setiap tahun, masyarakat Desa Plosowahyu menggelar tradisi Sedekah Bumi sebagai bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen dan rezeki yang diberikan melalui bumi. Tradisi ini bukan hanya menjadi agenda adat, tetapi juga menjadi momen penting untuk mempererat tali silaturahmi serta mendorong pertumbuhan ekonomi warga melalui bazar UMKM lokal. Jumat, 5 September 2025.
Kegiatan ini dihadiri oleh Bupati Lamongan, Yurohnur Effendi, Jajaran Korkopimcam Lamongan, Dinas Koperasi dan UMKM, Jajaran Perangkat Desa, Pengurus Koperasi Merah Putih Desa bersama warga masyarakat Desa Plosowahyu Lamongan.
“Kegiatan ini adalah bentuk rasa syukur kita kepada Tuhan dan penghormatan kepada alam yang sudah memberi kehidupan,” ujar Pak Kades, Agus Susanto.
Selain sebagai wujud spiritualitas, Sedekah Bumi juga mengandung filosofi gotong royong, kebersamaan, dan pelestarian budaya.
Seiring berkembangnya zaman, tradisi ini kini dipadukan dengan kegiatan bazar UMKM yang menampilkan produk-produk unggulan dari warga sekitar. Jalan desa yang biasanya digunakan untuk alternatif ke jalan made, disulap menjadi deretan stan berwarna-warni yang menjajakan aneka produk seperti makanan tradisional, kerajinan tangan, pakaian, tanaman hias, hingga kopi lokal.
“Kegiatan sedekah bumi tahun 2025 ini, pemdes plosowahyu di awali dengan doa bersama di makam sesepuh Desa, yang di kenal dengan nama Mbah mujurono, dilanjutkan menggelar Wayang kulit Dengan Dalang Ki Dalang Wisnu Jati Pamungkas dan campur sari, Bazar UMKM ada 35 tenda, dan sekaligus Launching Koperasi Merah Putih Desa Plosowahyu,” tutur Kades Agus.
Pemerintah desa turut berperan aktif dengan menyediakan fasilitas tenda gratis dan promosi melalui media sosial. Tak hanya itu, mereka juga menggandeng komunitas pemuda, Karang taruna untuk mengelola acara, sehingga memberikan pengalaman baru dalam bidang kewirausahaan dan manajemen event.
Rangkaian acara semakin semarak dengan adanya pertunjukan musik campursari dan kesenian tradisional seperti wayang kulit.
Tradisi Sedekah Bumi yang dipadukan dengan bazar UMKM telah membuktikan bahwa kearifan lokal bisa menjadi penggerak ekonomi yang inklusif. Selain menjaga budaya, acara ini juga menjadi ruang temu antara pelaku usaha lokal dan konsumen secara langsung.
Senada dengan itu, Camat Lamongan, yang hadir dalam kegiatan tersebut, Agus Hendrawan, S.STP., M.A.P, mengatakan, “Dengan partisipasi seluruh elemen masyarakat dari orang tua, pemuda, hingga anak-anak, Sedekah Bumi tak hanya menjadi ritual tahunan, tetapi juga momentum untuk membangun desa yang mandiri, berbudaya, dan berdaya saing dalam berbagai bidang,” ujar camat.
Pelestarian tradisi dan pengembangan ekonomi masyarakat bukanlah dua hal yang bertentangan. Justru, ketika dikemas dengan kreatif dan inklusif, keduanya bisa saling menguatkan. Sedekah Bumi dan bazar UMKM adalah bukti nyata bahwa masa depan bisa dibangun tanpa melupakan akar budaya kita sendiri. (F2/Red)

















