Yigi Nduga – Organisasi Papua Merdeka (OPM) Kelompok Egianus Kogoya belum jera melancarkan aksinya dalam mengganggu keamanan wilayah Papua, termasuk di wilayah Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan. Pada hari Jumat (26/7), berdasarkan pantauan para Aparat Keamanan (Apkam) yang mengamankan wilayah Distrik Yigi, terlihat sekelompok OPM dengan seorang diantaranya membawa sebuah pucuk senjata, bergerak memasuki Kampung Yigi mengarah ke Pos Satgas TNI. Merespon gerakan tersebut, Apkam segera mengambil tindakan pengamanan wilayah dan berhasil mengusir kelompok OPM keluar dari wilayah Distrik Yigi.
Hasil penindakan tersebut, didapatkan 1 orang OPM tewas ditembak Apkam dan 2 orang luka-luka. Berdasarkan hasil investigasi, personel OPM yang tewas adalah Engabub. Identitas dua orang yang luka-luka masih dalam pendalaman Tim Investigasi Apkam. Pasca peristiwa penindakan terhadap OPM, beberapa Tokoh Masyarakat Kampung Yigi bergerak menuju Pos Satgas TNI. Dalam pertemuannya dengan Apkam, para Tokoh Masyarakat menyampaikan keluhannya, “OPM tidak jera untuk mengganggu Yigi. Tolong amankan Yigi dari gangguan OPM”. Permohonan bantuan Apkam untuk mengatasi gangguan OPM terhadap wilayah Distrik Yigi menjadi permohonan para Tokoh Masyarakat yang hadir di Pos tersebut.
Lebih lanjut, para Tokoh Masyarakat juga menyampaikan dukungannya kepada Apkam yang mengamankan wilayah Distrik Yigi. “Kami dukung Apkam amankan Yigi,” ucap para Tokoh dengan penuh semangat. Pernyataan dukungan warga Yigi terhadap Apkam ini cukup beralasan. Selama ini, sejak kehadiran Apkam mengamankan wilayah Yigi, telah terjadi hubungan yang harmonis dalam komunikasi dan interaksi antara Apkam dengan para warga. Masyarakat Yigi juga merasa sangat terbantu oleh kepedulian Apkam dalam membantu mengatasi kesulitan masyarakat serta upaya mengamankan wilayah.
“Tindakan tegas Aparat Gabungan melakukan pengamanan wilayah di Kampung Yigi, merupakan upaya menjaga stabilitas keamanan dalam rangka kelancaran percepatan pembangunan di wilayah Papua,” ucap Letjen TNI Richard Tampubolon pasca menerima laporan.