Lamongan -AksesNusantara.id // Inilah informasi penting terkait profil dari sosok Firosya Shalati yang diusung Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebagai Calon Wakil Bupati (Cawabup) Lamongan pada Pilkada 2024. Pasangan Abdul Ghofur – Firosya Shalati kini sedang ramai dibicarakan karena menjadi salah satu pasangan koalisi PKB dan PSI.
Adapun Firsoya Shalati yang merupakan kader PSI akan dipasangan dengan politisi PKB H Abdul Ghofur.
Dalam Pers Konfren Beberapa waktu lalu, Ketua Umum PSI Kaesang Pengarep menyebut PKB-PSI di beberapa daerah sudah menjalin hubungan kerja sama.
Diketahui sosok Firosya bukanlah orang yang baru terjun ke dunia politik karena dirinya punya rekam jejak. Politisi PSI ini pernah mencalonkan diri sebagai Calon Legislatif (Caleg) DPR RI Dapil X Jawa Timur (Gresik – Lamongan) akan tetapi pria alumni Institut Teknologi Indonesia ini dikabarkan gagal dalam Pemilu 2024 sehingga akan maju pada Pilkada Serentak 2024 mendatang.
Pada Pilpres 2024 kemarin, Firosya juga membantu dalam memenangkan pasangan Prabowo dan Gibran. Oleh karena itu pengalaman politik Firosya Shalati terbilang cukup baik sebagai anak muda dari Jawa Timur.
“Saya punya impian untuk mendorong generasi muda hingga pelosok-pelosok desa untuk membangun budaya positif ala anak-anak muda Gen-Z. Dengan berlomba-lomba membuat konten kreatif di medsos yang mengangkat pernak-pernik desanya,” ungkap Firosya Shalati saat di konfirmasi melalui WhatsApp. Rabu, (14/08/2024).
Lanjutnya, Firosya Shalati, “Saya rasa ini sangat penting. Dengan kreatifitas anak muda yang kaya akan imajinasi harapannya bisa membidik setiap persoalan, ataupun potensi-potensi yang ada di desa. Dengan begitu, bisa membantu pemangku kebijakan dalam merumuskan kebijakan-kebijakan terkait pembangunan desa,” Paparnya, yang akrab dipanggil Sosa lebih lanjut.
Lalu apa relevansinya dengan garis perjuangan PSI yang secara tegas mengusung cita-cita terbangunnya negara bercorak kebajikan (bebas koruptif) dan keragaman (menguatkan semangat toleransi)?
Membangun negara sesuai yang dicita-citakan PSI tentu tidak bisa meninggalkan pembangunan kualitas sumber daya manusia, menguatkan pondasi-pondasi ekonomi kerakyatan. Dalam hal ini, menguatkan pondasi kemandirian, kreatifitas kaum muda sebagai kelompok produktif adalah sebuah keniscayaan. Terlebih dengan menilik bonus demografi di mana kelompok produktif (usia 15-64) tahun berada di angka 67 %.
Impian mas Sosa untuk mendorong kreatifitas kaum muda di era digital, selain sebagai semangat menerjemahkan rumusan kebijakan yang dipikirkan pemerintah terkait bonus demografi juga adalah gambaran solusi cerdas dari politisi muda yang memahami dunia anak muda.
Sosa juga berharap, dengan mendorong kreatifitas anak-anak muda dalam hal pembuatan konten-konten kreatif di desa-desa. Talenta anak-anak muda yang barangkali selama ini kurang terarah akan bisa diarahkan pada hal-hal positif dan bermanfaat. Bukan cuma untuk pribadi tapi lebih-lebih pada lingkungan sekitar.
“Kita dorong para pemuda untuk membuat konten kreatif, untuk dipublikasikan di media yang mereka sukai, YouTube, Tik tok, Instagram, dan lain-lain. Tentu dengan mengangkat hal-hal yang ada di sekitar mereka. Baik itu yang positif atau pun yang negatif. Harapannya, saat konten itu dipublish akan mendatangkan manfaat bagi sesamanya. Misal, bila itu positif maka akan menjadi contoh bagi daerah lain. Namun bila berupa kekurangan bisa menggugah pemangku kebijakan atau instansi lain untuk setidaknya ikut memikirkan solusi-solusi terbaik,” Ungkap Sosa bersemangat.
Gagasan Firosya Shalati yang tampak sederhana sejatinya sangat relevan dengan keberadaan Indonesia dalam hal populasi pengguna media sosial. Setidaknya bila mengacu data Reportal di mana Indonesia berada di urutan kedua bersama Brazil dalam hal jumlah pengguna media sosial terbesar di dunia.
Kondisi ini jelas mengindikasikan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia hidup dengan bermain media sosial setiap harinya. Dan rata-rata pengguna media sosial terbanyak adalah kelompok anak-anak muda, Alangkah baiknya bila mereka bisa kita arahkan untuk memanfaatkan passion, kegemaran, pada hal yang lebih positif. Dengan memfasilitasi kreatifitas mereka untuk upaya membangun diri dan lingkungan sosial.
“Konten kreatif anak-anak muda, mestinya memang bukan sekadar konten tidak bermakna, sekadar pelampiasan emosi. Namun mestinya diarahkan untuk hal-hal positif, untuk hal-hal yang memiliki napas kepedulian terhadap kondisi sosial di sekitarnya,” pungkasnya.
Demikian penjelasan tentang sosok dan profil dari Firosya Shalati yang akan maju sebagai Cawabup Lamongan. (Red)